Asuhan Keperawatan CHF
December 09, 2017
By
Ners Musta
LAPORAN KASUS
0
komentar
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Ny. C DENGAN CHF
DI RUANG KECUBUNG RSU dr. SLAMET GARUT
A.
PENGKAJIAN
Tanggal : 08 September 2014
Jam : 21.00 WIB
1.
Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
a.
Identitas pasien
Nama :
Ny. C
Umur :
66 Tahun
Jenis
Kelamin : Perempuan
Status
perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan :
SD
Pekerjaan :
IRT
Alamat : Pasirwangi
Suku/
Bangsa : Sunda
No
Cm : 697241
Tanggal
Masuk RS : 06 September 2014
b.
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Umur : 40 Tahun
Alamat : Pasirwangi
Jenis
Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Suku/
bangsa : Sunda
Hubungan dengan pasien : Anak Kandung
2.
Riwayat
kesehatan
a. Keluhan
utama
Pasien
mengeluh sesak nafas
b. Riwayat
kesehatan sekarang
Pasien mengatakan sesak dirasakan pada
saat berbaring dan berkurang pada saat diberikan oksigen. Sesak dirasakan
sangat berat sampai pasien tidak dapat duduk dan pergi ke kamar mandi. Sesak
dirasakan dari mulai masuk rumah sakit sampai sekarang. Selain itu pasien juga
mengeluh pusing dan lemah.
c. Riwayat
kesehatan dahulu
Pasien mengatakan bahwa ia mempunyai
riwayat penyakit jantung 2 tahun yang lalu dan selalu berobat setiap bulan ke
dokter spesialis jantung di RSU dr. Slamet Garut
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan bahwa ia tidak
mengetahui tentang riwayat penyakit keluarganya.
3.
Pola Kesehatan Fungsional
a. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien selalu
membersihkan badannya dengan cara di lap
b. Nutrisi Metabolik
NO
|
Kegitatan
|
Di Rumah
|
Di Rumah Sakit
|
1
|
Pola Makan
|
||
Frekuensi
|
Tidak
teratur
|
3
x sehari
|
|
Jenis
|
Nasi
dan lauk pauk
|
Bubur,
tahu, tempe dan sayur
|
|
Porsi
|
|||
Nafsu
Makan
|
Ada
|
Tidak
ada
|
|
Diet
Khusus
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
|
Kesulitan
Menelan
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
|
NGT
|
Tidak
Terpasang
|
Tidak
Terpasang
|
|
2
|
Pola Minum
|
||
Frekuensi
|
Tidak
terhitung
|
3-4
kali/hari
|
|
Jenis
|
Air
putih
|
Air
putih
|
|
Jumlah
|
7-8
gelas/hari
|
±
4-5 gelass/hari
|
|
Pantangan
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
|
Minuman yang Disukai
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
c.
Eliminasi
NO
|
Kegiatan
|
Dirumah
|
Dirumah Sakit
|
1
|
Buang Air Besar
|
||
Frekuensi
|
1x/hari
|
±
2 hari sekali
|
|
Konsistensi
|
Padat
|
Padat
|
|
Warna
|
Kuning
|
Kuning
|
|
Masalah
|
Tidak
ada masalah
|
Tidak
ada maslah
|
|
2
|
Buang Air Kecil
|
||
Frekuensi
|
± 3x/hari
|
± 3x/hari
|
|
Jumlah
|
Tidak
dihitung
|
Tidak
dihitung
|
|
Warna
|
Kuning
jernih
|
Kuning
|
|
Masalah di Rumah Sakit
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
|
Alat Bantu
|
Tidak
ada
|
Pakai
Pampers
|
d.
Pola Aktivitas dan
Latihan
NO
|
Aktivitas
|
Dirumah
|
Dirumah Sakit
|
||||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Mandi
|
√
|
√
|
||||||||
2
|
Berpakaian/Berdandan
|
√
|
√
|
||||||||
3
|
Eliminasi/Toileting
|
√
|
√
|
||||||||
4
|
Mobilitas ditempat Tidur
|
√
|
√
|
||||||||
5
|
Berpindah
|
√
|
√
|
||||||||
6
|
Berjalan
|
√
|
−
|
||||||||
7
|
Naik Tangga
|
−
|
−
|
||||||||
8
|
Berbelanja
|
−
|
−
|
||||||||
9
|
Memasak
|
−
|
−
|
||||||||
10
|
Pemeliharaan Rumah
|
−
|
−
|
SKOR
|
Alat Bantu
|
0. Mandiri
1. Alat Bantu
2. Dibantu Orang Lain
3. Dibantu Orang Lain dan Alat
4. Tergantung / Tidak Mampu
|
( ) Tidak
( )
Pispot Disamping tempat Tidur
( ) Kruk
( ) Tongkat
( ) Kursi Roda
(
√ ) Pampers
|
a.
Po
e.
Pola Persepsi Kognitif
1)
Berbicara : Pasien mampu berbicara tanpa hambatan
2)
Bahasa : Bahasa yang digunakan adalah
bahasa sunda
3) Interaksi : Pasien dapat berinteraksi dengan
baik terbukti pasien suka berbincang dengan pasien lain.
f.
Pola Istirahat Tidur
NO
|
Kegiatan
|
Dirumah
|
Dirumah Sakit
|
1
|
Waktu Tidur
|
||
Tidur Siang
|
± 3 jam / hari
|
±
2 jam / hari
|
|
Tidur Malam
|
± 7 jam / hari
|
±6
jam / hari
|
|
2
|
Masalah Tidur
|
||
Tidur Siang
|
Tidak
ada masalah
|
Tidak
ada masalah
|
|
Tidur Malam
|
Tidak
ada masalah
|
Tidak
ada masalah
|
g.
Pola Konsep
Diri
1. Gambaran Diri : Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh
yang tidak disukai.
2. Ideal Diri : Pasien mengharapkan kesembuhan penyakitnya dan yakin
bahwa penyakitnya akan sembuh
3.
Identitas Diri : Pasien
seorang perempuan
4. Peran
Diri : Pasien di rumah sebagai
seorang ibu dan nenek yang sehari-hari diam di rumah bersama anak-anaknya.
5.
Harga Diri : Pasien tidak merasa rendah diri dengan penyakitnya.
h.
Pola Peran dan
Hubungan
1.
Hubungan Dengan
Keluarga
Hubungan
pasien dengan keluarga sangat baik, terbukti dengan adanya anggota keluarga
yang menjenguk dan menunggunya.
2.
Hubugan Dengan Orang
Lain
Hubungan
pasien dengan orang lain sangat baik, terbukti dengan pasien suka berbincang
dengan pasien maupun keluarga pasien lain.
3.
Hubungan Dengan
Perawat dan Tenaga Kesehatan Lain
Hubungan
pasien dengan perawat dan tenaga kesehatan lainnya terjalin dengan baik
terbukti dengan pasien mau berkomunikasi dan berbicara dengan perawat yang ada.
i.
Pola Pertahanan Diri
/ Koping
Pasien menerima keadaan
sakitnya sebagai ujian dari Allah SWT
j.
Aspek Spiritual
Agama
yang dianut pasien adalah islam, pasien selalu berdoa dan yakin bahwa sakit
yang dideritanya akan segera sembuh.
4.
Pemeriksaan
Fisik
a. Keadaan
umum
Keadaan umum :
Pasien tampak lemah
Kesadaran :
CM
b.
Tanda – tanda vital
Tekana
darah : 170/100 mmHg
Nadi :
82 x/menit, irama regular, kekuatan lemah
Respirasi :
30 x/menit
Suhu :
36,50c
c. Sistem
Integumen
Rambut : distribusi menyebar, bersih, warna
putih campur hitam, tidak ada luka dan nyeri tekan.
Tekstur : lembut, rambut rontok
Kulit : warna kecoklatan, turgor kulit
kembali < 2 detik
d. Sistem
Respirasi
Lubang
hidung simetris, terdapat pernafasan cuping hidung (PCH), warna mukosa
kemerahan, tidak ada odema, hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada perdarahan.
Fungsi penciuman : pasien
dapat mencium bau kayu putih
Dada : Pergerakan dinding dada
simetris, bentuk datar, tidak ada retraksi pada interkosta, tidak ada memar
atau luka,tidak ada nyeri tekan.
Pernafasan : Takipnea, nafas cepat dan dangkal
(pasien mengatakan sesak nafas saat aktivitas), bunyi paru vesikuler di kedua
paru, resonan saat diperkusi.
e. Sistem
Pencernaan
Bentuk
perut datar, tidak ada jejas atau luka, bising usus normal, tidak ada nyeri
tekan maupun nyeri lepas, bunyi timpani saat diperkusi.
f. Sistem
Kardiovaskuler
Pasien
mengatakan mempunyai riwayat penyakit jantung 5 bulan sebelum yang lalu dan
selalu berobat ke dokter spesialis jantung d RSU dr. Slamet Garut. Hepar tidak
mengalami pembesaran, terdapat reflex hepatojugularis.
TD : 170/100 mmHg
Frekuensi jantung : normal, irama jantung regular, bunyi
jantung S1, S2 kuat
Nadi : 82 x/menit, irama
regular, kekuatan lemah, nadi perifer melemah, nadi sentral kuat
Punggung kuku : pucat dengan pengisian kapiler, CRT 7
detik
Odema : pitting odema +1 pada
ekstremitas bawah.
g. Sistem
Endokrin
Tidak
terjadi pembesaran tyroid, bentuk wajah normal tidak moonface, distribusi rambut
menyebar, tidak ada luka ganggren di ekstremitas.
h. Sistem
Perkemihan
BAK
kurang lebih 3x/hari, pasien dipasang pampers, tidak ada nyeri di CVA, tidak
ada nyeri tekan pada abdomen bawah, tidak ada nyeri pada saat BAK.
i.
Sistem Nervus
Nervus I (Oifaktorius):
pasien dapat mencium bau kayu putih
Nervus II (Optikus): pasien
tidak dapat membaca papan nama pemeriksa pada jarak 25 cm
Nervus III (Okulomotor): lapang
pandang baik, dapat melihat ke samping 900, ke atas 600,
ke bawah 700.
Nervus IV (Troklearis): pupil
berkontraksi saat dibiaskan sinar
Nervus V (Tregiminalis): pasien
dapat merasakan sentuhan kapas alcohol, mata berkedip saat kotnea disentuh
dengan kapas, dapat mengunyah dengan gerakan sama pada kedua rahang
Nervus VI (Abdusens):
pasien dapat menggerakan bola matanya kebawah, atas, samping kiri dan kanan
Nervus VII (Fasialis): wajah
simetris, dapat membuka mata dan tersenyum, dapat membedakan rasa manis, asam
dan asin
Nervus VIII
(Vestibulokoklear): pasien dapat mendengar bunyi detak jarum jam pada jarak 2
cm dari telinganya
Nervus IX
(Glassofaringeus): pasien dapat merasakan pahit saat menelan obat pada daerah
1/3 lidah posterior
Nervus X (Vagus): pasien
dapat menelan
Nervus XI (Assesorius
Spinal): pasien dapat mengangkat bahu kemudian perawat memberikan tahanan dari
arah berlawanan, terdapat tahanan dari otot Sternokloidemastoideus saat kepala
dimiringkan dan diberi tahanan dari arah berlawanan, terdapat tahanan dari otot
trapezius
Nervus XII (Hipoglossus):
lidah tremor saat dijulurkan keluar, kanan dan kiri dengan diberi tahanan
j.
Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas
Atas : simetris antara tangan kiri
dan tangan kanan dengan skala kekuatan otot 2, pergerakan normal tapi lemah,
terpasang infuse di tangan kanan dengan jenis cairan RL 15 tetes per menit.
Eksremitas
Bawah : simetris antara kaki kiri dan kaki
kanan, skala kekuatan otot 3, pergerakan normal, aktivitas pasien terbatas
karena lemah.
Persendian : tidak terjadi deformitas, ROM:
pasien dapat melakukan abduksi, aduksi, rotasi, supinasi, fleksi, ekstensi
dengan lemah.
k. Sistem
Genitalia
Tidak terkaji
5.
Data
penunjang
a.
Laboratorium
Cek
lab : No CM : 697241
Nama : Ny.
C Ruang :
Kecubung
Alamat : Pasirwangi Jenis
Kelamin : Perempuan
Umur : 66
Tahun Tanggal : 10-09-2014
Jenis pemeriksaan
|
Hasil
|
Flag
|
Unit
|
Normal
|
Darah Rutin
|
||||
Hemoglobin
|
10.6
|
g/dL
|
12.0
- 16.9
|
|
Hematokrit
|
32
|
%
|
35
- 47
|
|
Leukosit
|
5.900
|
/mm3
|
3.600
– 10.500
|
|
Trombosit
|
184.000
|
/mm3
|
150.000
– 440.000
|
|
Eritrosit
|
4.23
|
Juta/mm3
|
2.5
– 5.0
|
|
AST
(SGOT)
|
31
|
U/L
|
||
ALT
(SGPT)
|
25
|
U/L
|
||
Ureum
|
35
|
mg/dL
|
15
– 50
|
|
Kreatinin
|
0.6
|
mg/dL
|
0.5
– 0.9
|
|
Gula
Darah Sewaktu
|
148
|
mg/dL
|
140
|
b.
Pemeriksaan
Penunjang Lainnya
1. EKG
6.
Terapi Medik
No
|
Nama
Obat
|
Cara
Pemberian
|
Frekuensi
pemberian
|
Dosis
Obat
|
|||
Waktu
(Jam)
|
|||||||
08
|
16
|
20
|
24
|
||||
1
|
Ceftriaxon
|
IV
|
√
|
√
|
2x1 vial
|
||
2
|
Ranitidine
|
IV
|
√
|
√
|
2x1 amp
|
||
3
|
Ondansetron
|
IV
|
Bp
|
||||
4
|
Furosemid
|
IV
|
√
|
1x2 amp
|
|||
5
|
Amlodipin
|
Oral
|
1x1 tab
|
||||
6
|
KSR
|
Oral
|
1x1 tab
|
||||
7
|
Pondex
|
Oral
|
2x1 tab
|
||||
8
|
Loratadin
|
Oral
|
2x1/2 tab
|
||||
9
|
Digoxin
|
Oral
|
2x1/2 tab
|
B.
ANALISA DATA
No
|
Symptom
|
Etiologi
|
Problem
|
|||
1
|
DS:
·
pasien mengeluh sesak nafas
DO:
·
RR 30x/menit
·
takipneu
·
nafas cepat dan dangkal
·
terdapat pergerakan cuping hidung
|
CHF
Backward failure
Tekanan vena
pulmonalis meningkat
Tekanan kapiler
paru meningkat
Edema paru
Sesak
Pola nafas tidak
efektif
|
Pola nafas tidak
efektif
|
|||
2
|
DS:
·
pasien mengeluh lemah
·
pusing
DO:
·
pasien tampak lemah
·
aktivitas pasien dibantu
·
TD: 170/100 mmHg
·
Kekuatan otot
2 2
3 3
|
CHF
Gagal pompa ventrikel
kiri
Forward failure
COP menurun
Suplai darah ke
jaringan menurun
Nutrisi menurun
Metabolisme menurun
Lemah
Intoleransi aktifitas
|
Intoleransi aktifitas
|
C.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Pola
nafas tidak efektif b/d odema paru, yang ditandai dengan :
DS : Pasien mengeluh sesak nafas
DO:
RR 30x/menit, takipneu, nafas cepat dan dangkal, terdapat pergerakan cuping
hidung.
2. Intoleransi
aktivitas b/d kelemahan, yang ditandai dengan:
DS: Pasien mengeluh lemah, pusing.
DO: Pasien tampak
lemah,aktivitas pasien dibantu, TD:
170/100 mmHg, Kekuatan otot : 2 2
3 3
D.
RENCANA
KEPERAWATAN
NO
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
RENCANA
KEPERAWATAN
|
IMPLEMENTASI
|
|
TUJUAN
DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
|||
1
|
Pola nafas tidak
efektif b/d odema paru, ditandai dengan:
DS: pasien
mengeluh sesak nafas
DO:
RR 30x/menit, takipneu, nafas cepat dan dangkal, terdapat pergerakan cuping
hidung.
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam,
pasien menunjukan keefektifan pola nafas dibuktikan dengan kriteria hasil:
Ø Pasien
tidak sesak
Ø RR
dalam nilai rentang normal
Ø Takipnea
(-)
Ø Pola
nafas normal
Ø Tidak
ada pernafasan cuping hidung
|
Ø Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi seperti posisi semi fowler atau fowler
Ø Pasang
oksigen 2 ½ liter memakai nasal kanul
Ø Monitor
respirasi dan status O2
Ø Observasi
adanya tanda-tanda hipoventilasi
Ø Monitor
vital sign
Ø Monitor
pola nafas
|
Tanggal 09 September
2014
Ø Memposisikan
pasien semi fowler
Ø Memasang
oksigen 2 ½ liter memakai nasal kanul
Ø Memonitor
respirasi dan status O2
Ø Memonitor
vital sign
Ø Memonitor
pola nafas
|
2
|
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelemahan, ditandai dengan:
DS:
pasien mengeluh lemah, pusing.
DO:
pasien tampak lemah, aktivitas pasien dibantu, TD: 170/100 mmHg, Kekuatan
otot :
2 2
3 3
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam, pasien bertoleransi terhadap aktivitas dibuktikan dengan kriteria hasil:
Ø Tidak
terdapat kelemahan
Ø Dapat
beraktivitas dengan mandiri
Ø TD
normal
Ø Kekuatan
otot baik
|
Ø Observasi
TTV
Ø Anjurkan
pasien untuk bedrest
Ø Kaji
adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
Ø Monitor
pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
Ø Bantu
pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
Ø Bantu
untuk mendapatkan alat bantu aktivitas
Ø Kolaborasikan
dengan tenaga rehabilitasi medis dan merencanakan program terapi yang tepat.
|
Tanggal 09 September
2014
Ø Mengobservasi
tanda-tanda vital
Ø Menganjurkan
pasien untuk bedrest
Ø Mengkaji
adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
Ø Memonitor
pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
|
E.
EVALUASI
Tanggal/jam
|
No Dx
|
Evaluasi
|
Paraf
|
09/09-14
Pukul
14.30 WIB
|
1
|
S
: pasien masih mengeluh sesak
O : TD = 140/80
N = 88x/menit, irama regular
RR =
26x/menit
S = 36.2o C
Oksigen (+)
A
: Masalah teratasi sebagian
P : - Posisikan pasien posisi semi
fowler atau fowler
- Pasang
oksigen 2 ½ liter memakai nasal kanul
- Monitor
respirasi dan status O2
- Observasi
adanya tanda-tanda hipoventilasi
- Monitor
vital sign
- Monitor
pola nafas
|
|
09/09-14
Pukul
14.30 WIB
|
2
|
S
: Pasien mengatakan masih merasa lemah
O : TD = 140/80
N =
88x/menit, irama regular
RR =
26x/menit
S = 36.2o C
Pasien
masih bedrest di tempat tidur
A
: Masalah teratasi sebagian
P : -
Observasi TTV
- Anjurkan
pasien untuk bedrest
- Kaji
adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
- Monitor
pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
|
F.
CATATAN
PERKEMBANGAN
No
|
Tanggal/Jam
|
Catatan Perkembangan
|
Pelaksana
|
1
|
10/09-14
Pukul
07.30 WIB
|
S
: Pasien mengatakan masih sesak, pusing, dada berdebar, lemah berkurang.
O
: TD = 140/80
N
= 100x/menit
R
= 26x/menit
S
= 37o C
A : Masalah teratasi sebagian
P : - Posisikan pasien posisi semi
fowler atau fowler
- Pasang
oksigen 2 ½ liter memakai nasal kanul
- Monitor
respirasi dan status O2
- Observasi
adanya tanda-tanda hipoventilasi
- Monitor
vital sign
- Monitor
pola nafas
- Anjurkan
pasien untuk bedrest
- Kaji
adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
- Monitor
pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
|
Dicky
R, II R
|
2
|
10/09-14
Pukul
14.44 WIB
|
S
: pasien mengatakan sesak berkurang, lemah berkurang, nyeri kepala berkurang
O
: TD = 130/80
S
= 36.1o C
A : masalah teratasi sebagian
P : - Posisikan pasien posisi semi
fowler atau fowler
- Pasang
oksigen 2 ½ liter memakai nasal kanul
- Monitor
respirasi dan status O2
- Observasi
adanya tanda-tanda hipoventilasi
- Monitor
vital sign
- Monitor
pola nafas
- Anjurkan
pasien untuk bedrest
- Kaji
adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
- Monitor
pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
|
Suhendi
|
3
|
11/09-14
Pukul
06.30 WIB
|
S
: pasien mengatakan sudah tidak merasa sesak, sakit kepala (-), nafas
berbunyi, lemah tidak ada
O : TD =
140/80
N = 100x/menit
R = 24x/menit
S = 35.9o C
Infus Asering (+) 20 tpm
A : Masalah teratasi
|
0 komentar: